Kopi Solok Radjo Komoditas Ekspor yang Menjanjikan

Tahun pertama itu dibawa pengurus studi tiru ke Brastagi, Sumatera Utara, untuk menimba pengetahuan bagaimana budidaya yang baik dan trik pemberdayaan.

“Ini semacam Training of Training (ToT) untuk bekal bagi pengurus dan selanjutnya ditransfer ilmu ke para petani di tahun ke kedua,” ujarnya, Minggu.

Pada 2017 KPSU mendapatkan bantuan lepas dari BI sebanyak lima unit pengeringan kopi atau seperti rumah kaca ukuran 4×16 meter per segi, dibangun di dua Kecamatan Lembah Gumanti sebanyak tiga unit, dan Kecamatan Danau Kembar dua unit.

Selanjutnya pada 2018 diikutkan oleh BI Perwakilan Sumatera Barat ke pameran ke Jakarta sekitar tiga kali.

Sedangkan pada 2019, KPSU Solok Radjo diikutkan dalam Program Local Ekonomi Development (LED), diajarkan manajemen koperasi, finansial dan penataan organisasi. Sedangkan pada 2020 para petani dibekali prospek membuka peluang pasar.

“Kami sangat bersyukur dengan BI langsung membantu kelompok. Kami yang orang muda-muda sudah berfikir sama, bahwa berinvestasi waktu dan tenaga saat muda,” ujarnya.

Kepala BI Perwakilan Sumatera Barat, Wahyu Purnama, mengatakan Kopi Solok Radjo terus melakukan pemetaan perluasan lahan.

Sebagai binaan dari BI, tambahnya, selama pandemi COVID-19 tetap berjalan meski dalam bentuk virtual dibantu dalam pemasaran sampai ke Singapura.

Selain itu sebagai upaya agar produk Koperasi Produsen Serba Usaha (KPSU) itu tetap bisa ekspor dan dilibatkan pameran yang diselenggarakan kantor BI pusat, tentu terbatas pada UMKM binaan dan tidak bisa umum, tambah Wahyu. (Ant)

Lihat juga...