Industri Sagu Nasional Hadapi Hambatan Minimnya Infrastruktur
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebanyak 90 persen lebih lahan sagu di dunia ada di Indonesia, dan 85 persennya terdapat di Provinsi Papua dan Papua Barat. Sayangnya, industri sagu nasional masih sangat kecil dan sulit berkembang.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, mengatakan, hingga saat ini hanya ada tiga industri sagu modern berskala besar di Indonesia, yaitu PT ANJ Agri Papua, pabrik sagu Perum Perhutani di Papua Barat, dan PT Nasional Sago Prima di Riau.
“Sebagian besar pelaku usaha sagu masih berjuang menghadapi tantangan besar agar mencapai imbal hasil yang memadai, terutama untuk pengembalian modal,” ujar Musdhalifah, pada webinar bertajuk Quo Vadis Industri Sagu Indonesia, Senin (14/12/2020).
Menurutnya, hal itu terjadi akibat infrastruktur dalam pengembangan industri pengolahan sagu yang masih minim. Pasalnya, sebagian besar pohon sagu berada di wilayah hutan yang masih sulit diakses dengan jalan darat maupun sungai, sehingga biaya logistik bisa mencapai 30 persen lebih dari biaya produksi.
“Kami terus mendorong agar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dalam hal ini dapat mendukung pembangunan infrastruktur untuk pengembangan kawasan produksi sagu. Upaya yang dilakukan bisa melalui fasilitasi pembangunan akses jalan produksi, pelabuhan, dan sarana logistik, berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat,” tandasnya.
Musdhalifah menilai, jika besarnya potensi sagu di Indonesia tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, sagu akan sulit berdaya saing. Untuk itu, perlu peran serta dan keberpihakan dari semua pemangku kepentingan terkait.