Wedang Kereng, Cara Warga Lereng Merapi Menikmati Teh dengan Gula Jawa Kelapa
Editor: Mahadeva
YOGYAKARTA – Pernah mendengar Wedang Kereng? Jika belum, berkunjunglah ke lereng selatan gunung Merapi Yogyakarta. Tepatnya di perbatasan antara kecamatan Cangkringan Sleman serta Kemalang Klaten.
Didaerah tersebut, terdapat minuman tradisional khas, yang biasa disebut Wedang Kereng, yakni wedang atau minuman khas, yang berasal dari desa Bawukan Kemalang Klaten. Salah seorang warga dusun Butuh, Bawukan, Rini Purwanti, yang merupakan penjual Wedang Kereng mengatakan, menu kuliner tersebut merupakan sebutan yang biasa diberikan pada minuman teh yang dipadu dengan gula Jawa asli kelapa.

“Warga disini biasa menikmati teh tawar dengan memadukanya dengan kerak gula kelapa atau gula Jawa asli. Sehingga orang menyebutnya Wedang Kereng. Karena menggunakan kerak, atau intip gula kelapa,” kata Rini, Sabtu (07/11/2020).
Karena tidak menggunakan gula pasir atau gula ravinasi, minuman teh disini memiliki cita rasa yang berbeda dengan minuman teh pada umumnya. Rasa nira kelapa, memberikan aroma khas, yang tidak akan ditemukan pada seduhan teh pada umumnya.
Dengan harga Rp5ribu per-gelas, pengunjung sudah dapat menikmati Wedang Kereng. Biasanya minuman ini dinikmati dengan cara, memasukan gula Jawa seara langsung ke dalam air teh tawar. Namun, ada pula yang biasa memakan gula jawa setelah meminum teh tawar secara langsung. “Warga disini biasa menikmati Wedang Kereng dengan cara memakan isiran gulam dan mengunyahnya terlebih dahulu. Baru setelah itu menyeruput teh tawar hangat. Sehingga rasa pahit teh dan manis gula menyatu di dalam mulut,” jelasnya.