Umbi Garut Alternatif Cadangan Pangan Petani di Lamsel
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Umbi garut menjadi salah satu tanaman budidaya yang masih dipertahankan petani di wilayah Lampung Selatan. Suyatinah, salah satu warga sekaligus petani di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut meski tidak pernah jadi sumber pangan pokok, namun jadi komoditas pertanian alternatif.
Tanaman tersebut ungkap Suyatinah jarang dikembangkan karena kurang dikenal dibanding ubi jalar, ubi kayu. Meski demikian ia memilih mengembangkan garut untuk bahan pangan setelah melalui proses pengolahan. Menanam garut sebutnya bisa dilakukan secara tumpang sari bersama komoditas pertanian lain. Budidaya garut dilakukan olehnya bersama tanaman ubi kayu.
Proses perbanyakan bibit garut ujar Suyatinah cukup mudah, sebab umbi yang ditanam akan menjadi tanaman baru. Pada satu rumpun ia kerap memisahkan beberapa umbi agar tanaman bertambah menjadi banyak. Pengolahan lahan dilakukan dengan proses penggemburan tanah memakai cangkul. Pupuk kompos dan kandang bisa jadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kesuburan tanaman.
“Semakin gembur tanah umbi garut akan produktif dalam satu rumpun bisa menghasilkan sekitar setengah kilogram umbi, meski umbi telah dipanen bagian tanaman masih bisa dipencarkan menjadi bibit baru,” terang Suyatinah saat ditemui Cendana News, Senin (24/11/2020).

Bakal umbi yang akan berpotensi menjadi bibit baru ditandai dengan kulit berwarna merah. Umbi yang bisa dipanen memiliki ciri berisi dan memiliki warna kulit putih. Ketersediaan bibit dilakukan dengan pemisahan umbi yang akan ditanamkan pada lahan gembur. Meski bisa dipanen saat usia delapan bulan lebih umbi garut dimanfaatkan sebagai bahan cadangan pangan baginya.