Terkendala Pembelian Kuota Internet, Sejumlah Siswa Andalkan Tethering
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Bagi Pitka yang tinggal bersama sang nenek, imbas kedua orangtua bekerja di luar kota, ia lebih kesulitan. Sebab kedua orangtuanya tidak memiliki telepon pintar. Beruntung berkat kerja keras orangtua saat masa PJJ dengan mengandalkan kuota internet, ia bisa dibelikan smartphone android. Fasilitas untuk belajar itu juga harus mengandalkan tethering ke kawan pemilik kuota internet.
“Nomor telepon sudah didaftarkan tapi subsidi kuota internet hingga kini belum didapat. Kalau teman yang SD justru sudah memperolehnya,” beber Pitka.
Naya Aulia sang kawan yang duduk di bangku SD negeri mengaku, justru telah mendapatkan kuota internet. Kuota sebesar 10 GB tersebut diberikan dalam bentuk voucher sesuai operator telepon seluler yang digunakan.

Kuota sebesar 10 GB dari operator Telkomsel sebutnya, dominan dipergunakan untuk kegiatan belajar daring. Ia memilih berhemat untuk memperlancar kegiatan belajar daring.
“Sesuai jadwal guru kerap memberi tugas mulai jam 8.00 pagi, jadi data internet dihidupkan pada jam tertentu,” bebernya.
Pembagian kuota internet dengan sistem tethering sebutnya, dianjurkan guru untuk tugas belajar. Setelah tugas di-download kerap berupa materi dan soal dalam bentuk PDF atau Word. Selanjutnya disalin dalam kertas. Usai kawan kawannya juga download tugas dari sekolah data internet sementara dimatikan. Sebab satu telepon digunakan untuk tethering maksimal empat telepon agar lebih hemat.