Tekan Emisi, Pemerintah Optimis Mampu jadi Produsen EBT

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimis, dengan seluruh potensi sumber daya alam nasional yang melimpah, Indonesia mampu menjadi produsen Energi Baru Terbarukan (EBT), dan siap memenuhi kebutuhan EBT skala nasional dan global.

“Saat ini kita terus mengembangkan EBT, baik yang berasal dari kelapa sawit maupun komoditas lainnya. Selain dapat mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) berbasis fosil, keberadaan EBT juga akan meningkatkan daya saing petani,” ujar Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Kick Off Meeting Rencana Kerja Pemenuhan Kebutuhan Pasar Bioenergi Jepang, Rabu (11/11/2020) di Jakarta.

Mengawali optimisme besar tersebut, pemerintah telah menjalin Kerjasama dengan Indonesia-Japan Business Network (IJB-Net) untuk mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja pemenuhan kebutuhan pasar bioenergi di Indonesia dan Jepang.

“Kebutuhan bioenergi Indonesia, Jepang, dan dunia secara umum terus meningkat. Sebagai informasi, penggunaan EBT Indonesia saat ini mencapai 9,5 persen, sedangkan pada tahun 2025 ditargetkan sebesar 23 persen dan tahun 2050 sebesar 31 persen,” tukas Airlangga.

Sementara itu, kata Airlangga, Jepang juga telah menargetkan pemakaian EBT sebesar 22-24 persen dari seluruh kebutuhan energinya, hingga tahun 2030.

“Negara ini pun akan melakukan penggantian 100 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara dengan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), jadi peluang kita sangat besar,” tukas Airlangga.

“Nantinya akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan baik internal Indonesia maupun bersama dengan pihak Jepang untuk mengerucutkan persiapan sampai dengan peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengolahan yang ditargetkan bisa dimulai tahun depan,” sambung Airlangga.

Lihat juga...