JAKARTA – Staf Khusus Wakil Presiden, Lukmanul Hakim, menyebut ada empat pilar ketahanan pangan yang harus menjadi fokus bersama, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan stabilitas pangan.
“Jika empat pilar ini terpenuhi, maka ketahanan pangan nasional dapat terjaga,” ujar Lukman, pada diskusi virtual bertajuk kebijakan ketahanan pangan di Jakarta, Senin (30/11/2020) sore.
Dia menyebut, terkadang ketersediaan pangan di petani tidak memiliki akses ke pasar, sehingga berdampak pada harga pangan di petani, murah.
Sedangkan masyarakat perkotaan tidak memiliki akses ke sumber pangan. Hal ini, menurutnya berdampak pula kepada harga pangan yang tinggi atau mahal.

Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa ada beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi kekurangan stok pangan akibat permasalahan distribusi.
Tentu, hal ini menjadi kendala dalam upaya menstabilkan ketahanan pangan nasional. Dan, sebagai upaya perlu ada peringatan atau early warning dalam ketersediaan stok pangan hingga awal 2021 mendatang.
Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan, meskipun dilanda pandemi Covid-19, stok beras tersedia sebanyak 7,1 ton hingga akhir Desember 2020.
Ketersediaan beras tersebut diyakini mencukupi untuk kebutuhan konsumsi untuk 265 juta penduduk Indonesia.
“Ada sekitar 7 ton sampai akhir Desember. Nah, bagaimana dengan awal 2021, kan itu belum panen? Tentu harus stok beras, ya. Kita harus waspada,” tukas Lukman.