Pembelian Gas Elpiji di Lamsel Dibatasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Hasanah dan sejumlah pedagang eceran gas elpiji ukuran 3 kilogram atau gas melon mengantre pada salah satu agen di Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel).

Setidaknya puluhan pengecer menunggu dengan kendaraan roda dua yang dimodifikasi memakai keranjang besi. Sejak lima hari terakhir stok lebih dari 20 buah tabung elpiji 3 Kg miliknya kosong. Sejumlah konsumen bahkan harus mencari ke kecamatan lain.

Pembatasan jumlah penjualan bagi pengecer sebutnya membuat ia menjual lebih sedikit dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Misalnya ia hanya menjual 10 tabung gas elpiji ukuran 3 kg atau tabung melon yang diperuntukkan bagi kaum miskin. Ia pun hanya menyediakan 3 buah gas ukuran 5,5 kg. Gas warna pink itu merupakan tabung gas nonsubsidi untuk warga menengah ke atas. Meski praktiknya, imbas kekosongan, tabung 5,5 kg jadi pilihan warga menengah ke bawah.

Sesekali jika memesan gas elpiji sebanyak 20 tabung ukuran 3 Kg ia menyebut, membeli sebanyak 9 buah gas nonsubsidi. Gas ukuran 3 kilogram pada level agen sebutnya, dibeli seharga Rp19.000 per tabung. Ia mengecerkan ke masyarakat seharga Rp24.000. Bahkan saat sulit pasokan harga bisa mencapai Rp25.000 per tabung.

“Kelompok pedagang eceran kini memiliki grup WhatsApp. Artinya satu agen telah mendapat kuota pengecer sebanyak 25 hingga 30 warung dengan jatah hanya mencapai 20 tabung gas ukuran 3 kilogram. Sisanya gas elpiji ukuran 5,5 kilogram. Sebagian membeli ukuran 12 kilogram,” terang Hasanah, saat ditemui Cendana News, Kamis (5/11/2020).

Hasanah menyebut, sebelum distributor dari Pertamina datang, pengecer telah diminta antre di agen. Cara tersebut dilakukan agar pengecer diprioritaskan meski kuota dibatasi.

Lihat juga...