Pedagang Kue Kering di Bandar Lampung Mengeluh Sepi Pembeli
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Masa pandemi Covid-19 berkepanjangan berdampak pada sektor penjualan kuliner kue kering. Sejumlah toko kue di pusat penjualan kue di Jalan Batu Sangkar, Tanjung Karang, Bandar Lampung, terlihat tutup. Hanya sebagian pemilik toko yang bertahan, meski hasil penjualan tak sebanyak kondisi normal.
Rudi, salah satu pedagang kue kering, menyebut penurunan jumlah pembeli sudah terjadi sejak enam bulan silam. Masa resesi ekonomi berimbas daya beli menurun pada usaha yang ditekuni sejak puluhan tahun silam. Sejumlah kue kering yang dijual meliputi keripik pisang, emping melinjo, kerupuk ikan, kacang telur, telur gabus, roti kering dan berbagai jenis kue coklat.
Kue kering, sebutnya, banyak diminati masyarakat yang akan memberikan oleh-oleh dan sejumlah acara. Kenaikan jumlah pembeli yang kerap terjadi sebelum hari raya keagamaan, tak mempengaruhi penjualan. Lebaran Idulfitri dan Iduladha yang kerap ramai pembeli, berkurang. Jelang hari raya Natal, ia pun menyebut belum ada tanda-tanda kenaikan penjualan.
“Kami menerapkan sistem penjualan dengan faktur langsung dari produsen kue, sehingga saat barang tidak terjual imbas kedaluarsa bisa dikembalikan untuk meminimalisir kerugian,” terang Rudi, saat ditemui Cendana News ,saat melayani pesanan pelanggan, Sabtu (14/11/2020).

Menurutnya, kue kering memiliki daya tahan maksimal enam bulan. Penggunaan pengawet makanan yang aman untuk berbagai jenis kue menjadi cara untuk mempertahankan kualitas. Selama pandemi Covid-19, jenis kue kering yang kerap disukai meliputi emping melinjo dan keripik pedas. Penjualan berbagai jenis kue kering rata-rata per hari mencapai 100 kilogram, lebih turun dari kondisi normal 300 kilogram per hari.