Es Serut, Solusi Pengawetan Produk Tambak Rumahan di Lampung Selatan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Ibrohim, dengan sabar menunggu mesin penyerut es menyelesaikan tugasnya mengolah dua balok pesanan miliknya. Es serut, menjadi bahan untuk mengawetkan udang putih (vaname) hasil panen di tambak miliknya.

Memiliki tambak skala rumah tangga, membuat Ibrohim tidak memiliki ruang pendingin (cold storage). Dua balok es, menjadi solusi untuk mengawetkan belasan boks plastik berisi udang hasil panenannya. Udang, harus sampai ke konsumen dalam kondisi segar. Penurunan mutu berpotensi terjadi saat proses panen hingga pengiriman. Pengawetan dengan es serut, menjadi solusi warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan tersebut.

Es digunakan untuk menciptakan suhu rendah di dalam wadah penyimpanan. Hal itu membantu memperlambat proses pembusukan. Membekukan enzim dan bakteri pembusuk, bisa dilakukan memakai bahan kimia lain.  Sebelumnya, bahan yang kerap dipakai bisa berupa boraks dan formalin. Namun, pengepul akan mengetahui kualitas udang karena penggunaan bahan kima dan berimbas penghentian kerjasama jangka panjang.

Udang berbagai ukuran, yang telah disortir dari tambak wilayah Sragi, Lampung Selatan akan dikirim memakai es batu,Sabtu (7/11/2020) – foto Henk Widi

“Penggunaan tekhnologi sederhana memakai alat mesin pendingin bagi pelaku usaha skala besar bisa dilakukan. Namun, bagi petambak tradisional, bahan pangan udang, ikan mulai diawetkan sebelum sampai ke pengepul hingga konsumen memakai es, lebih praktis, murah dan efesien,” terang Ibrohim kepada Cendana News, Sabtu (7/11/2020).

Es yang dikenal dengan es balok, dibeli seharga Rp30.000 untuk ukuran 80 sentimeter (cm). Es balok kemudian digiling, dengan biaya Rp5.000 perbalok. Satu balok es, bisa dipergunakan untuk puluhan boks pendingin, menyesuaikan kebutuhan dan jarak tempuh pengiriman.

Lihat juga...