Dampak Positif Hujan bagi Area Perkebunan, Hindari Kekeringan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Musim penghujan atau rendengan mulai berdampak positif bagi sektor lingkungan terutama petani pekebun.
Sobri, petani pekebun karet, pisang dan jagung menyebut, mulai mengalami peningkatan produksi getah karet atau lateks. Pada lahan kebun miliknya ia mulai melakukan penanaman jagung dan pisang. Sebelumnya lahan mengalami kekeringan selama enam bulan lebih.
Budi daya tanaman karet pada kebun miliknya sebut Sobri, sempat mengalami trek atau pengguguran daun. Usai masa trek daun produksi getah pada sebanyak 800 batang karet miliknya kembali produktif. Perubahan cuaca pada sektor perkebunan sekaligus menjadi kesempatan baginya melalukan proses penyulaman. Tanaman yang kering dan mati saat kemarau diganti dengan bibit baru.
Musim hujan sebutnya juga berdampak positif bagi meningkatnya debit air pada belik miliknya. Belik atau sumur dangkal yang berada pada area kebun dipergunakan untuk pasokan bak penampung air. Bak yang berguna untuk merendam getah karet yang telah dicetak mengandalkan air dari belik. Selama musim kemarau ia mengalami kesulitan dalam mendapatkan air.
“Hujan terus memang belum merata dengan hari tanpa hujan sepekan hanya dua hari. Artinya empat hari dalam sepekan tetap turun hujan, namun justru berdampak positif bagi sektor perkebunan menghindari tanaman dari kekeringan,” terang Sobri saat ditemui Cendana News di kebunnya, Rabu (11/11/2020).
Peningkatan produksi getah karet selama musim hujan menurutnya terlihat pada setiap pohon. Normalnya dalam sekali penyadapan sejak pagi hingga sore hanya menghasilkan satu mangkuk. Namun jika hujan selama setengah hari dihasilkan satu mangkuk. Ia memilih memakai limbah batok kelapa dari tukang kopra untuk efisiensi biaya dibandingkan membeli mangkuk plastik.