761 Kasus HIV di Sikka Akibat Hubungan Seks Berisiko

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Dari sebanyak 865 kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka sejak tahun 2003 hingga Juni 2020, penyebab penularan atau risiko terinfeksi paling banyak heterogen seks sebanyak 761 kasus.

Penularan HIV dan AIDS sebanyak itu, penyebab utamanya karena melakukan hubungan seks berisiko termasuk sering bergonta-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.

“Ketika orang melakukan hubungan seks tidak dengan pasangannya yang sah maka harus melindungi diri dengan memakai pengaman seperti kondom,” sebut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sikka, Yohanes Siga, saat ditemui Cendana News di kantornya, Jumat (6/11/2020).

Yan sapaannya menjelaskan, risiko terinfeksi kedua ditempati homoseks sebanyak 46 kasus serta penularan dari orang tua terhadap bayi atau perinatal sebanyak 43 kasus.

Selain itu sambungnya, Penggunaan Narkoba Suntik (Penasus) juga ada 4 kasus dan 12 kasus lainnya tidak diketahui penularannya.

Dia menegaskan, pihaknya bukan melihat penularan HIV dan AIDS terkait profesi orang tersebut, tetapi perilaku orangnya.

“Terkait penularan HIV dan AIDS di Kabupaten Sikka kami selalu melihat perilaku orangnya sehingga tidak menyebabkan penularan HIV dan AIDS. Jadi kami tidak melihat profesinya sebab semua profesi bisa saja ada orang yang melakukan hubungan seks berisiko,” ungkapnya.

Yan menjelaskan, kalau menurut kecamatan, dari 21 kecamatan di Kabupaten Sikka semuanya ada kasus.

Ia menambahkan, tingkat tinggi rendahnya kasus di setiap kecamatan tergantung kepada siapa yang berani mengungkapkannya dan fasilitas pendukung yang ada di kecamatan tersebut.

Dikatakannya, kenapa di wilayah Kota Maumere kasus HIV dan AIDS banyak karena tersedia banyak tenaga pendukung dan klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing).

Lihat juga...