Terdampak Pandemi, Kawasan Wisata Prawirotaman Yogyakarta Mati Suri
Editor: Mahadeva

Tidak adanya kepastian, kapan pulihnya sektor pariwisata di kawasan Prawirotaman akibat pandemi Covid-19, juga telah membuat sebagian pelaku usaha memilih banting stir. Mereka nekat berganti usaha, dengan harapan bisa mendapatkan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah satunya seperti dilakukan Dias (30). Lelaki yang sebelumnya bekerja sebagai driver jasa tour and travel, sejak sebulan terakhir telah mengubah usahanya menjadi warung minuman. Ia mengaku nekat melakukan hal itu, lantaran harus membayar uang sewa kios usaha tour and travel sebesar Rp700ribu per bulan itu. “Ya mau bagaimana lagi, usaha tour and travel sudah tidak bisa jalan sama sekali. Sepi sejak adanya Covid-19. Padahal kita masih harus tetap bayar uang sewa kios. Belum lagi untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Jadi mau tidak mau harus berani coba usaha lainnya,” katanya.
Hal yang sama juga dilakukan Hartini, seorang pedagang makanan dan minuman di kawasan jalan Prawirotaman. Biasa menjual makanan matang berupa nasi beserta lauk-pauknya. Namun, ia kini memilih berjualan sayur-mayur mentah. Lagi-lagi, sepinya aktifitas di kawasan Prawirotaman menjadi alasannya. “Dulu warung makan saya ramai oleh wisatawan ataupun karyawan-karyawan yang membeli makanan disini. Tapi karena Corona, warung jadi sepi. Akibatnya saya merugi banyak, karena nasi, sayur maupun lauk pauk yang sudah diolah harus terbuang. Karena itu-lah saya memilih berjualan sayur-sayuran mentah yang resiko kerugiannya lebih kecil,” ungkapnya.