Sistem Pertanian dan Perikanan Terpadu Minimalisir Biaya Pakan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Penerapan sistem pertanian dan perikanan terpadu yang digagas Koperasi Sahabat Damandiri Sejahtera Argomulyo, Sedayu, Bantul, sebagai koperasi binaan Yayasan Damandiri dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan desa, dinilai memiliki banyak nilai positif.

Selain mampu menghasilkan beberapa produk secara sekaligus yakni ayam joper, lele, hingga sayuran segar hidroponik, sistem ini juga dinilai mampu menekan biaya produksi secara signifikan. Hal itu tak lepas karena sistem ini memanfaatkan sampah organik sebagai bahan baku utama budi daya magot, yang nantinya menjadi sumber pakan lele serta ayam joper.

“Dengan sistem pertanian dan perikanan terpadu ini, biaya kebutuhan pakan pabrikan ayam joper serta lele bisa diminimalisir, karena sudah digantikan dengan pakan alami berupa magot. Sementara budi daya magot sendiri tidak membutuhkan biaya pakan pabrikan karena hanya memanfaatkan sampah organik,” ujar pelaksana program budi daya pertanian dan perikanan terpadu Argomulyo, Danang Indra, belum lama ini.

Danang menjelaskan, secara hitung-hitungan, untuk memelihara 1 kilogram lele dibutuhkan sedikitnya 1 kilogram pakan pabrikan berupa pelet seharga Rp 10.500 per kilogram. Sementara untuk memelihara 1 kilogram ayam joper paling tidak dibutuhkan pakan pabrikan berupa BR sebanyak 2 kilogram dengan harga Rp6000 per kilogram.

Padahal dengan memanfaatkan 1 gram bibit magot seharga Rp8000 per gram saja, sebenarnya setiap peternak bisa menghasilkan sekitar 4-5 kilo magot siap pakai dalam kurun waktu 1 minggu produksi. Sehingga bisa digunakan untuk menggantikan pakan pabrikan baik itu pelet lele maupun BR untuk ayam.

Lihat juga...