‘Rambut Nenek’ Jajanan Jadul Tetap Digandrungi di Bekasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Selama ini diakuinya penyuka ‘rambut nenek’ dari lintas generasi dan kalangan yang beli. Tidak hanya anak-anak tapi semua beli, jika melintas. Rambut nenek adalah jajanan legendaris lintas generasi.

Tapi, lanjutnya berjualan ‘rambut nenek’ ada risikonya karena ketika jajanan tersebut terkena sinar matahari maka akan membeku dan menggumpal. Jadi papar Eko, untuk menghindari kerugian dia menghindari nongkrong di tempat panas.

“Arum manis ini tidak tahan panas. Selip sedikit saja, bisa beku mengeras dan menggumpal seperti batu lagi. Jadi saya harus selalu nongkrong di tempat yang adem, kecuali saat mendung baru nongkrong di tempat terbuka,” jelas Eko (24) mengaku sehari omzet rata-rata mencapai Rp150 ribuan.

Jika sudah menggumpal ucap Eko, maka tidak bisa dijual lagi. Hingga akhirnya dikonsumsi sendiri. Kehati-hatian dalam menjual arum manis harus sampai saat membungkus ke dalam plastik, tidak boleh ada angin masuk.

Ibu Irna, bersama anaknya mengaku, kerap membeli ‘rambut nenek’. Dia mengaku selain anaknya dirinya juga menyukai ‘rambut nenek’. Harganya pun relatif murah satu plastik sekarang Rp5000.

“Ini jajanan sejak saya kecil ada, sampai sekarang masih ada meskipun tidak sebanyak dulu. Rasanya pun sekarang banyak pilihan seperti rasa melon, durian dan lainnya,” ucap dia.

Lihat juga...