‘Rambut Nenek’ Jajanan Jadul Tetap Digandrungi di Bekasi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BEKASI – Jajanan legendaris atau jadul bernama ‘rambut nenek’ atau juga kerap disebut arum manis ternyata masih digemari di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat. Untuk menambah rasa enak jajanan dengan nama asli arbanat itu, maka diberi simping, sejenis kerupuk tipis agar varian rasa kudapan itu menjadi kekinian.
‘Rambut nenek’ adalah jajajan yang sempat populer era tahun 1990-an. Sekarang banyak varian rasa buah untuk dipadukan dan mudah ditemukan di berbagai tempat khususnya kompleks ataupun perkampungan di Kota Bekasi.
“Sebenarnya ada dua jenis arum manis, satu yang pakai mesin itu disebut arum manis kapas. Kalau yang ini dikenal ‘rambut nenek’,” ujar Eko Bambang, penjual ‘rambut nenek’ saat ditemui di Jatiasih, Sabtu (10/10/2020).
Dikatakan bahwa ‘rambut nenek’ memiliki bahan baku, seperti gula direbus kemudian dibentuk seperti gulali. Diaduk dengan tepung terigu yang sebelumnya sudah disangrai (goreng) dipadu jadi satu. Kemudian ditarik menggunakan alat khusus.
Menurutnya, di Kota Bekasi ada pabrik khusus skala UMKM pembuat ‘rambut nenek’. Eko mengaku, hanya mengambil dengan jumlah tertentu untuk dibawa jualan keliling menggunakan motor yang sudah dimodifikasi.
“Yang mahal itu simpingnya atau kerupuk, sebenarnya. Kalau ‘rambut nenek’ ambil di pabrik ukuran setengah kilo dengan harga Rp15 ribuan,” ujarnya.
Pemuda asal Kampung Lumingser, Tegal tersebut mengaku, sudah enam bulan berjualan ‘rambut nenek’. Sejak awal terjadi pandemi Covid-19, sebelumnya ia bekerja sebagai driver ojek online.
“Sejak pandemi saya beralih dari Ojol, berjualan ‘rambut nenek’ dengan cara keliling. Hasilnya lumayan sehari dibanding Ojol. Lagian banyak waktu tidak terlalu capai,” ucap Eko biasa mangkal di kompleks Pemda Jatiasih dan daerah Villa Nusa Indah.