Peneliti Sambut Baik Rencana Pengembangan Wilayah Ruang Laut Pulau Kisar dan Letti

Editor: Koko Triarko

“Sementara di Pulau Letti, terpantau sungai pendek-pendek mengalir dari barat ke selatan. Air hujan tidak tertahan di permukaan. Di bagian utara terdapat bukit-bukit kecil dan adanya endapan batu gamping quarter dan endapan alluvium sempit. Biasanya, pada daerah batu gamping ini mengandung air tanah dalam, tergantung tebalnya batuan,” urainya.

Wikanti menyatakan, citra biogeofisik ini akan menjadi dasar analisa sumber daya alam, ketersediaan, keterjangkauan dan keamanan dalam melakukan analisa spasial dan karakter tipe pulau.

“Yang ke depannya akan bisa dijadikan basis untuk mengembangkan pembangunan yang paling tepat,” tandasnya.

Terkait pembangunan berbasis risiko kebencanaan, Ahli Tsunami yang saat ini menjabat sebagai plt. Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, P.hD., menyatakan berdasarkan rekam jejak gempa dan tsunami di wilayah Maluku Barat Daya, Pulau Kisar dan Pulau Letti termasuk daerah dengan risiko tinggi dan sedang.

“Morfologi Pulau Letti dan Pulau Kisar terbentuk akibat tumbukan lempeng Eurasia dengan indo-Australia, yang berpengaruh terhadap proses vulkanisme, sehingga banyak didominasi oleh material-material vulkanik dan sedimen permukaan nonklastik berupa batu gamping,” kata Muhari, dalam kesempatan yang sama.

Ia menyatakan, Pulau Letti dan Pulau Kisar ini termasuk daerah dengan fenomena yang menarik. “Yaitu, kedua pulau ini diapit oleh dua zona tumbukan dengan fenomena tektonik dan geologi yang luar biasa. Di selatan Letti ada Letti Thrust yang bersegmen 1, tapi memiliki potensi Magnitude 7,4 yang bernilai besar untuk kawasan pulau kecil dan mampu menimbulkan tsunami lokal di Letti,” urainya.

Lihat juga...