Nelayan di Flotim Lepaskan Penyu Terkena Jaring

Editor: Koko Triarko

LARANTUKA – Nelayan di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Solor, melepasliarkan seekor penyu yang terjaring di pukat nelayan di perairan tersebut.

Penyu jenis tempayan ini pun dengan susah payah dikeluarkan dari jaring, dan akhirnya bisa dilepas kembali ke laut, meskipun nelayan harus menghadapi kenyataan, rusaknya pukat atau jaring milik mereka.

“Memang saat ini lagi musim penyu bertelur, sehingga banyak penyu yang terkena jaring nelayan,” kata Kepala Kantor Misool Baseftin Flores Timur, Evi Ojan, Rabu (28/10/2020).

Kepala Kantor Misool Baseftin, Kabupaten Flores Timur, NTT, Evi Ojan, Rabu (28/10/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Evi mengatakan, sebelumnya pada 17 Oktober 2020 nelayan di Desa Sagu, kecamatan Adonara, juga melepaskan seekor penyu yang terjaring pukat hanyut milik nelayan yang biasa dilepas, baik siang maupun malam hari.

Ia menyebutkan, kesadaran nelayan di Flotim yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) makin tinggi, dan setiap ada hewan atau mamalia laut yang dilindungi terjaring pukat nelayan, langsung dilepaskan.

“Kesadaran nelayan, terutama Pokmaswas di berbagai wilayah pesisir di Flotim memang sudah lebih baik, sehingga mereka selalu menginformasikan bila ada hewan atau mamalia laut yang terkena jaring atau terdampat dan mati,” ungkapnya.

Evi menjelaskan,d i Flotim terdapat 2 Pokmaswas di Pulau Solor yang selalu rutin dan aktif melakukan konservasi penyu, dengan melakukan penetasan telur penyu dan melepas tukik hingga ribuan ekor setiap tahunnya.

Lihat juga...