Masa Pandemi Usaha Pecel Lele Berjualan hingga Subuh
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Ia memilih lokasi baru untuk usaha pecel lele Chogan yang sudah puluhan tahun beroperasi. Pilihan lokasi baru sebutnya karena di lokasi baru berdekatan dengan sejumlah toko waralaba, tempat hiburan malam.
Penurunan omzet seiring dengan berkurangnya stok yang dijual sangat dirasakannya. Normalnya setiap hari dari semua menu yang dijual ia bisa mendapat omzet sekitar Rp3 juta.
Semenjak Covid-19 ia hanya mendapatkan omzet sekitar Rp1,5 juta per malam. Penurunan hasil sebutnya dipengaruhi pola pelanggan yang ingin mengonsumsi menu kuliner pilihannya.
“Biasanya makan di tempat namun kini banyak dibawa pulang, biasanya beli satu porsi dengan nasi dan minuman kini hanya lauknya saja,” beber Sutrini.
Santo sang anak menyebut, usaha berjualan hingga Subuh tetap dijalani bersama keluarganya. Ia menyebut, membantu Sutrini sang ibu untuk melayani permintaan pelanggan pada berbagai jenis kuliner yang disajikan. Sektor pendidikan yang belum kembali beroperasi terutama perkuliahan ikut berdampak pada usaha yang ditekuninya.

“Biasanya mahasiswa kerap mampir untuk makan di warung kami tapi kini dominan hanya pekerja,” bebernya.
Dibukanya sejumlah usaha karaoke, hiburan malam di sepanjang Jalan Yos Sudarso memberi dampak positif baginya. Sebab sejumlah tempat hiburan bilyar, karaoke, kerap menjadi pelanggan tetap bagi warung miliknya.
Penggunaan aplikasi pesan antar yang dilakukan oleh ojek online menjadi sumber permintaan yang cukup banyak. Pembelian melalui aplikasi ikut menolong usahanya tetap berjalan.