Manfaatkan Tanaman Kayu sebagai Peluang Konservasi Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Saat pemuda melakukan penanaman usia SMP hingga SMA hasil panen bisa digunakan untuk biaya kuliah dan kebutuhan lain. Sejumlah siswa SMK Kehutanan pun diedukasi untuk menanam pohon konservasi bernilai ekonomi.
“Pola pikir pemanfaatan lahan untuk tanaman konservasi dan ekonomi harus ditanamkan sejak dini,” cetusnya.
Ramlan, warga Desa Merbau Mataram menyebut membudidayakan lebah klanceng. Memiliki jenis tanaman jengkol, petai, kemiri dan durian ia bisa menyediakan kebutuhan pakan lanceng. Hasilnya ia bisa memproduksi madu yang potensial dijual seharga Rp80 ribu hingga Rp100 ribu. Dibantu sang anak penjualan madu klanceng memanfaatkan sistem online.
Ia juga mengajak sang anak untuk gemar menanam pohon. Mewariskan tanaman sekaligus mengajak pemuda menanam pohon kayu akan sangat berguna untuk masa depan. Ia menyebut memberi warisan lahan kepada beberapa anaknya. Sebagian memilih memanfaatkan untuk menanam kayu keras sebagai investasi masa depan.
“Mewariskan tanaman kepada anak yang masih muda bisa melalui tanaman bermanfaat jangka pendek dan jangka panjang,” cetusnya.
Samiran, salah satu pemuda di Merbau Mataram menyebut mendapat pendampingan dari Idi Bantara. Penanaman gaharu sudah dilakukan olehnya sejak tujuh tahun silam. Tanaman gaharu sebutnya bisa menghasilkan gubal sebagai bahan minyak wangi, dupa, kosmetik dan obat.

Pembuatan serum untuk mempercepat gubal dengan fusarium menjadikan proses pemanfaatan gaharu bisa dipercepat.