Intensitas Hujan Masih Tinggi, Jateng Waspadai Banjir Susulan

Editor: Mahadeva

Plt Kepala BNPB Jateng Safrudin, saat dihubungi, Sabtu (31/10/20202). Foto Arixc Ardana

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang, Iis Widya Harmoko menyebut, saat ini sudah memasuki masa peralihan musim. “Kita kembali mengingatkan pada periode peralihan musim (pancaroba), potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat , yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, hingga angin puting beliung, dapat terjadi,” terangnya.

Dari pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan, anomali iklim La-Nina sedang berkembang, berpotensi memicu terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor. “Untuk periode awal musim hujan, sekitar akhir Oktober hingga November 2020. Diperkirakan curah hujan di wilayah Jateng pada kriteria menengah antara 51 – 100 mm,” paparnya.

Dari pemetaan yang dilakukan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, sejumlah wilayah di Jateng berpotensi dilanda bencana hidrometeorologi. Diantaranya Jateng bagian selatan, mulai dari Kebumen, Purworejo, Cilacap, Banyumas, Purbalingga, hingga Jateng wilayah Timur, seperti Kudus, Demak. Diperkirakan kenaikan curah hujan di wilayah tersebut, hingga 40 persen dari rata-rata dasarian, sehingga potensi banjir atau pun tanah longsor cukup tinggi.

Lihat juga...