Inilah Tradisi Aceh untuk Damaikan Pertikaian Masyarakat
“Misalnya, kita peusijuek kereta (motor). Kalau kita berniat terhindar dari berbagai macam kejadian, seperti kecelakaan itu merupakan niat yang keliru. Tetap niat kita sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah. Peusijuek ini adalah adat yang mustajab, dan itu dari doa-doa yang dibacakannya,” tutur Samad.
Anggota Bidang Benda Pusaka/Khazanah lainnya mengatakan, bahwa peusijuek lazimnya dilakukan seseorang ketika prosesi pernikahan, hendak berangkat haji, pergi menuntut ilmu, memperoleh kenikmatan seperti naik pangkat, masuk rumah baru, dan membeli kendaraan baru.
“Yang peusijuek itu, bukan sembarang orang. Artinya, orang tersebut harus paham adat, dan paham agama. Jangan sampai hati atau niatnya melenceng nanti, kalau melenceng itulah tempat masuknya setan,” ungkap Lukman.
“Kita di MAA juga tidak pernah berhenti melakukan sosialisasi, dan memberi pengarahan tentang peusijuek ini. Sebelumnya Majelis Adat Aceh Banda Aceh sudah memberikan seperangkat alat peusijuek kepada 90 gampong yang ada di Kota Banda Aceh,” ujarnya. (Ant)