Harga Minyak Jatuh Saat Kasus Corona Meningkat

Ilustrasi - Kilang minyak. [Px]

Peningkatan pasokan minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga membebani pasar, dengan produksi pada September naik 160.000 barel per hari (bph) dari Agustus, survei Reuters menemukan.

Peningkatan tersebut sebagian besar didukung oleh kenaikan pasokan dari Libya dan Iran, keduanya dibebaskan dari pakta pasokan minyak antara OPEC dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+.

Produksi minyak Libya telah meningkat menjadi 270.000 barel per hari karena anggota OPEC itu meningkatkan aktivitas ekspor menyusul pelonggaran blokade oleh pasukan timur, sumber minyak Libya mengatakan kepada Reuters, Kamis (1/10/2020).

“Barel baru Libya, dan laporan bahwa Rusia telah memproduksi secara berlebihan, mengalami kenaikan di awal minggu. Laporan hari ini bahwa Arab Saudi telah meningkatkan ekspor pada September sebesar 500.000 barel per hari tampaknya menjadi yang terakhir,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Anggota OPEC mengirimkan 18,2 juta barel per hari pada September, naik dari 17,53 juta barel per hari yang diekspor pada Agustus, data dari IHS Markit Commodities at Sea menunjukkan, dengan ekspor Arab Saudi kembali ke tingkat di atas 6,25 juta barel per hari.

Di awal sesi, harga mendapat jeda dari kemajuan dalam pembicaraan AS tentang paket stimulus untuk ekonomi terbesar dunia tersebut.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan paket stimulus baru senilai lebih dari 1,5 triliun dolar AS.

Namun, Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin masih jauh dari kesepakatan tentang bantuan COVID-19 di beberapa bidang penting pada Kamis (1/10/2020), setelah diskusi telepon gagal menjembatani apa yang digambarkan Pelosi sebagai perbedaan atas dolar dan nilai. Kongres Demokrat yang dipimpin oleh Pelosi telah mengusulkan paket 2,2 triliun dolar AS untuk menanggapi pandemi. (Ant)

Lihat juga...