Hadapi Pandemi, Lhokseumawe Mulai Budi Daya Komoditas Pangan
BANDA ACEH – Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Pangan (DKPPP) Kota Lhokseumawe, Aceh, mengembangkan budi daya tanaman pangan. Hal itu untuk menciptakan ketahanan pangan di tengan pandemi COVID-19.
“Kita akan lakukan budi daya kepada petani yang memiliki lahan kosong untuk ditanami tanaman jagung dengan luas 50 hektare, ubi kayu 25 hektare, pisang 10 hektare, pepaya 5 hektare dan sayur mayur 15 hektare,” kata Kepala DKPPP Kota Lhokseumawe, Mohammad Rizal, Senin (12/10/2020).
Ia menjelaskan, hal itu merupakan strategi Pemko Lhokseumawe, dalam upaya ketahanan pangan, mengahadapi COVID-19. Komoditas pangan pokok bagi masyarakat diharapkan tetap tersedia, di tengah ancaman ketahanan pangan global.
COVID-19 disebutnya, tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, namun juga sosial ekonomi masyarakat. Food and Agriculture Organization (FAO) juga telah memperingatkan potensi krisis pangan global. “Di tengah COVID-19 seperti saat ini, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan pencegahan penyebaran COVID-19, tetapi juga upaya pemulihan ekonomi bagi masyarakat yang terdampak,” katanya.
Pemko Lhokseumawe mendapat bantuan alokasi dana Rp15 miliar dari Pemerintah Aceh, untuk penanganan dan antisipasi dampak dari pandemi COVID-19. “Alhamdulillah, dari total Rp15 miliar bantuan untuk Pemkot Lhokseumawe, DKPPP Lhokseumawe menerima alokasi dana sebesar Rp5 miliar untuk ketahanan pangan dalam upaya pemulihan ekonomi di tengah COVID-19,” ujarnya.
Dari alokasi dana bantuan tersebut, akan dilakukan program pengembangan budaya tanaman pangan, yang bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan di Lhokseumawe. Atas bantuan itu diharapkan para petani dapat mengolah lahannya, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat melalui program ketahanan pangan.