Usaha ‘Tour and Travel’ di Sumbar Terpuruk Imbas Pandemi
Editor: Makmun Hidayat
“Kadang-kadang kita share foto-foto dan video keindahan Sumbar nanti kita buat keterangannya tentang paket pariwisata. Hal itu dilakukan supaya orang-orang masih ingat dengan Sumbar dan membuat rindu untuk datang ke Sumbar,” sebutnya.
Ian menyatakan kendati ada karyawan yang harus dirumahkan, soal kewajiban perusahaan seperti BPJS Ketenagakerjaan maupun BPJS Kesehatan tetap dibayarkan. Hanya saja gaji bulanan yang belum bisa dibayarkan mengingat tidak uang yang dikeluarkan, karena pemasukan saja tidak ada.
Dia menjelaskan jika berbicara perbandingan soal pendapatan dari sejumlah kunjungan wisman yang dibawa melalui sejumlah agen travel yang tergabung dalam ASITA dengan kondisi saat ini, sangat jauh berbeda.
Karena di 6 bulan terakhir ini penghasilan seluruh agen travel nol rupiah jadi benar-benar kosong penghasil perusahaan. Begitu juga dalam pelaporan pajak seluruh perusahaan tetap membayarkan pajak, tapi tahun ini laporan pajak mereka nol.
“Pajak tetap kita bayar, ya sesuai penghasilan. Nah penghasilan kita nol rupiah, jadi pelaporan pajaknya nol rupiah pula,” tegasnya.
Kondisi yang demikian diperkirakan Ian tidak hanya terjadi di 6 bulan terakhir ini saja tapi akan dirasakan dan berlanjut hingga akhir tahun 2021 mendatang. Karena dari perhitungan bulan yang tersisa di tahun 2020 ini hanya 4 bulan lagi.
Artinya sangat berat bila pemerintah berhasil menekan Covid-19 ini selama 4 bulan itu. Makanya diperkirakan di tahun depan kondisi seperti tahun ini tidak terulang lagi.
“Tentunya kita tetap optimis bahwa tahun depan Covid-19 tidak ada lagi. Dengan demikian pariwisata kembali menggeliat dan begitu juga dengan usaha lainnya,” harap dia.