Sibakloang Buka Kelas Kopi Berdayakan SDM Sikka

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Penikmat kopi di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terbatas, sebab masyarakat masih menilai harga jual kopi di kedai-kedai kopi mahal dibandingkan kopi instan.

Untuk mengatasi hal ini Sibakloang Gallerry and Coffee Roastery memberikan pelatihan terkait kopi kepada masyarakat untuk mengetahui jenis kopi hingga proses penyajiannya kepada pelanggan.

“Saya lebih memilih berdayakan sumber daya manusia (SDM) di Sikka lebih dahulu dengan membuka kelas kopi, “ kata pemilik Sibakloang Gallerry and Coffee Roastery, Theresia Isidoris Fernandez, Selasa (15/9/2020).

Isye sapaannya mengatakan, pola pikir minum kopi masyarakat di Kabupaten Sikka masih  sebatas minum kopi instan sehingga harus diubah pola pikirnya dahulu dengan membuka kelas kopi.

Theresia Isidoris Fernandez, saat ditemui, Selasa (15/9/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Dengan adanya kelas kopi, kata dia, selain menciptakan sumber daya manusia, bisa memberikan pemasukan kapada usahanya karena setiap peserta dikenai biaya sebesar Rp600 ribu.

“Satu peserta harus membayar Rp600 ribu selama dua hari pelatihan dan sekarang sudah masuki gelombang kedua. Sudah banyak orang yang mendaftar untuk belajar,” ungkapnya.

Meskipun peminat banyak, Isye mengaku membatasi setiap gelombang hanya diikuti oleh 3 peserta saja karena selain mengikuti Protap Covid-19, pembelajaran akan berjalan lebih efektif.

“Masyarakat kita masih berpikir kenapa harga jual kopi mahal, padahal kalau minum kopi dengan harga murah maka akan berdampak terhadap kesehatan,” ungkapnya.

Lihat juga...