Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dengan Pengelolaan Sampah Mandiri

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Koordinator Fasilitator Waste4Change, Albert Magnus Dana Suherman, saat Pelatihan Literasi Iklim dan Edukasi Sampah di Gedung Serba Guna, Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja, Bogor, Senin (21/9/2020) – Foto: Ranny Supusepa

“Kami memilih BMKG karena tema program yang diusung punya korelasi. Kami Waste4Change punya keinginan untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Indonesia lewat KSM KSM dampingan kami. Dan BMKG sebagai lembaga pemerintahan memiliki tujuan serupa,” kata Albert saat dihubungi terpisah.

Salah satu cara beradaptasi dengan perubahan iklim, lanjutnya, adalah dengan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

“Jadi kolaborasi ini cocok dan diharap mampu menggerakkan masyarakat untuk jadi pelopor pengelolaan sampah di lingkungan tempat tinggalnya,” ujarnya.

Upaya pengelolaan sampah dalam upaya menjaga iklim, menurut Albert, disambut masyarakat dengan antusias.

“Mereka ikut serta dalam pembuatan lubang biopori di halaman rumah mereka. Biopori ini sebagai lubang resapan, sekaligus penyimpanan sampah organik yang berasal dari sampah dapur atau taman, yang nantinya dapat dipanen sebagai pupuk,” urainya.

Salah satu warga Cilebut yang melakukan pembuatan Biopori di halaman rumahnya, sebagai bentuk adaptasi menghadapi perubahan iklim, yang disampaikan Albert Magnus saat Pelatihan Literasi Iklim dan Edukasi Sampah di Gedung Serba Guna, Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja, Bogor, Senin (21/9/2020) – Foto: Ranny Supusepa
Lihat juga...