Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dengan Pengelolaan Sampah Mandiri
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Dalam pelatihan ini, 26 warga pengelola tiga TPS3R mengenal lebih jauh terkait Program Literasi Iklim dan peserta pelatihan juga mendapatkan pelatihan bagaimana meningkatkan partisipasi warga dalam pengelolaan sampah,” urainya.
Para peserta, lanjutnya, juga dibekali dengan kemampuan bagaimana menggunakan media komunikasi, seperti media sosial, video, grafis sebagai alat komunikasi yang bisa menjangkau banyak warga di lingkungan peserta pelatihan tinggal.
“Meski berlangsung di tengah pandemi Covid-19, pelatihan ini berjalan dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,” ujarnya.
Ia menyampaikan berdasarkan Peraturan Presiden No 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, pada tahun 2025 ditargetkan pengurangan 20,9 juta ton sampah dari timbunan sampah sebanyak 70,8 juta ton atau sebanyak 30 persen.
“Sementara jumlah sampah yang tertangani sebanyak 49,9 juta ton atau sekitar 70 persen,” ucapnya.
Sampah, lanjutnya, jika tidak dikelola akan berpotensi menimbulkan emisi gas rumah kaca (GRK).
“Sebagai gambaran, di tahun 2018, diprediksi ada timbunan sampah organik sebanyak 37,91 juta atau sekitar 18,95 juta ton GRK setara karbon. JIka target dalam Perpres No 97 tahun 2017 terpenuhi, maka ada potensi reduksi 6,82 juta ton sampah organik atau setara dengan 3,41 juta ton setara karbon. Untuk penanganan, potensinya sebesar 27,67 juta ton sampah atau sama dengan pengurangan emisi GRK sebanyak 13,8 juta ton setara karbon,” tandasnya.
Koordinator Fasilitator Waste4Change, Albert Magnus Dana Suherman, menyampaikan kerjasama pelatihan dengan BMKG ini merupakan kali pertama dilaksanakan.