Peran BIN dalam Melindungi Geostrategis Nasional

OLEH HASANUDDIN

Kita ambil satu contoh, misalnya Pertamina., salah satu BUMN yang berada di bawah Kementerian BUMN. Namun ketika kita bicara Pertamina sebagai industri strategis nasional, maka Pertamina tidak bisa diperlakukan seperti BUMN yang lain.

Data yang dimiliki Pertamina adalah data strategis yang bernilai tinggi. Siapa pun yang menguasi atau memperoleh data yang dimiliki Pertamina, artinya memiliki akses terhadap semua industri yang memiliki ketergantungan akan energi yang dipasok oleh Pertamina. Termasuk industri untuk tujuan keperluan militer. Memiliki akses data ke Pertamina artinya memiliki akses data terhadap kebutuhan alutista TNI pada semua matra.

Sehingga BUMN seperti Pertamina sudah seharusnya jika diberikan perlakuan berbeda dengan BUMN yang lain, bukan semata karena nilai keekonomiannya, namun juga arti pentingnya dalam konsep pertahanan dan keamanan negara. Para petinggi Pertamina harus betul-betul dipastikan bahwa mereka adalah yang memiliki loyalitas tinggi terhadap pentingnya kerahasiaan akan  pertahanan dan keamanan negara.

Demikian halnya dengan sejumlah BUMN strategis lainnya. Di bidang pengembangan sains modern, misalnya dalam hal upaya menemukan vaksin untuk kebutuhan Covid-19, peran BIN tentu tidak bisa diabaikan. Dan dalam arti ini, keterlibatan BIN dalam proses pengadaan vaksin sudah tepat. Hanya saja, semestinya BIN tidak perlu popularitas dalam segala kegiatannya. Semua kegiatan BIN di mana user-nya adalah Kepala Negara sudah seharusnya tertutup, dalam arti sangat tertutup.

Kebiasaan mencari popularitas di kalangan petinggi BIN dengan menonjolkan sepak terjang mereka ke publik, sebenarnya itu hanya banyak mengundang kelucuan. Pameo sebagai “intel Melayu”, sudah seharusnya dihentikan dengan lebih mengedepankan kerja-kerja profesional dengan high level priority sebagaimana maksud dan tujuannya guna memberikan masukan yang bernilai high level strategik kepada Kepala Negara.

Lihat juga...