Peran BIN dalam Melindungi Geostrategis Nasional
OLEH HASANUDDIN
Habitat BIN adalah kumpulan para “spionase” yang tentunya paling kawakan, paling handal yang dimiliki negara. Mereka terdiri atas para ahli di berbagai bidang, yang memiliki kecepatan akses terhadap berbagai hal yang sedang dan mungkin akan terjadi.
Perlu disampaikan bahwa kegiatan spionase tidak terbatas pada kegiatan pengumpulan data politik demi dan untuk tujuan menjaga dan mempertahankan kekuasaan seorang kepala negara, atau pemimpin suatu negara. Pandangan seperti itu hanya dikenal dalam teori klasik hingga era Mahciavelli. Pandangan seperti itu telah lama ditinggalkan. Apalagi tentu bukanlah urusan BIN jika hanya terkait aksi-aksi demo mahasiswa atau buruh yang sifatnya sporadis. Atau bukankah tugas BIN melakukan aksi tandingan terhadap gerakan KAMI dengan membentuk KAMI di kalangan mahasiswa, tentu jauhlah hal itu dari permainan BIN.
Kebutuhan akan data di bidang ekonomilah yang saat ini dan di masa depan memiliki proporsi yang bernilai paling strategis untuk menjadi concern BIN. Penguasaan terhadap data-data potensi ekonomi dalam pengertian yang luas, dan secara lebih khusus data terhadap industri strategis seperti industri perbankan, pasokan energi, potensi sumber daya terbarukan, resources yang terkait dengan modernisasi alutista, aneka produk nano teknology, senjata biologis maupun konvensional, adalah sekelumit dari apa yang memiliki nilai tinggi dalam kegiatan intelijen.
Sebab itu, pemerintah sudah seharusnya memiliki concern yang tinggi dalam memastikan bahwa data-data yang memiliki nilai strategis seperti itu, diberikan perhatian untuk dikumpulkan, dianalisis dan di olah serta tentu di proteksi yang dikategorikan sebagai rahasia negara, karena menyangkut aspek krusial dalam konsep pertahanan dan keamanan negara.