Peneliti: Tradisi Larung Sesaji Bisa Dijelaskan Ilmiah

Editor: Koko Triarko

“Dari sisi kajian oseanografi, bulan purnama sempurna ini berpengaruh pada mekanisme pasang surut, yang menyebabkan pasang naik lebih tinggi dan surut lebih rendah, sehingga kecepatan arus akan lebih kencang,” urainya.

Arus ini selanjutnya akan menyebabkan gerakan vertikal air laut, yang jika terjadi pergerakan air dari lapisan dalam naik ke permukaan disebut upwelling, dan jika air dari permukaan turun ke lapisan yang lebih dalam disebut downwelling.

“Di area laut selatan Jawa, upwelling ini biasa terjadi sekitar bulan Mei hingga September atau Oktober. Hal ini menyebabkan temperatur permukaan air yang lebih rendah, salinitas yang lebih tinggi dan naiknya massa air dari dasar yang kaya akan zat hara, meningkatkan jumlah phytoplankton, yang selanjutnya akan menjadi ekosistem menguntungkan bagi pertumbuhan ikan,” urainya.

Dan dari hasil kajian, juga ditemukan di Laut Selatan Jawa terjadi downwelling, yang mendorong phytoplankton turun hingga ke kedalaman 450 meter, yang juga mendorong ekosistem pertumbuhan yang baik bagi ikan.

Dari segi lokasi, yang tanpa penjelasan ilmiah dan hanya didasarkan pada cerita-cerita yang disampaikan secara turun menurun, masyarakat pesisir selatan Jawa melakukan larung untuk meminta perlindungan.

“Secara ilmiah, data saat ini menunjukkan daerah selatan laut Jawa memiliki potensi gempabumi, tsunami, likuefaksi dan gelombang tinggi. Sehingga alasan mereka untuk melakukan larung, saat ini bisa terbukti secara ilmiah,” pungkasnya.

Lihat juga...