Pancasila tak Bisa Lagi Diotak-atik

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

SEMARANG – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), lahir untuk menyelamatkan Indonesia. Penegakan hukum yang tidak lurus, kasus korupsi merajalela, hingga sebagian besar wakil rakyat di daerah dan pusat, yang hanya menjadi bagian dari pemerintah, sehingga tidak mampu menyuarakan suara rakyat, merupakan kondisi nyata pada saat ini.

Hal tersebut disampaikan Ketua Presidium KAMI Jateng, Mudrick SM Sangidoe, di sela kegiatan KAMI Jateng di Semarang, Minggu (6/9/2020).

Ketua Presidium KAMI Jateng, Mudrick SM Sangidoe menegaskan, siapa pun yang mengotak-atik Pancasila sebagai ideologi negara, harus diadili, saat ditemui di Semarang, Minggu (6/9/2020). Foto: Arixc Ardana

“KAMI ini menjadi gerakan moral, untuk memperbaiki Indonesia, yang saat ini kondisinya morat marit. Terjadi krisis sosial dimana-mana,” paparnya.

Terlebih, lanjutnya, saat ini disinyalir ada gerakan untuk mengubah Pancasila sebagai ideologi bangsa.

“Apalagi ada yang lebih menyakitkan lagi, yakni ada upaya untuk mengubah Pancasila, menjadi Trisila, kemudian Ekasila, ketuhanan yang berkebudayaan. Ini tentu jauh dari harapan umat beragama. Siapapun yang mengotak-atik ideologi negara, itu sebagai bentuk makar, jadi harus diadili,” tandasnya.

Ditegaskan, untuk menunjukkan rasa cinta kepada Pancasila dan NKRI, pihaknya pun mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk beramai-ramai memutar film G30S/PKI pada 30 September 2020 mendatang.

“Ini sebagai gerakan untuk mengingat kembali, bagaimana perjuangan para pahlawan kita, pendahulu kita, dalam memperjuangkan Pancasila sebagai ideologi bangsa,” tegas pria, yang juga menjadi Koordinator KAMI Jateng dan DIY tersebut.

Lihat juga...