Mitwol Produksi Disabilitas di Ende Butuh Bantuan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Kelompoknya beranggotakan 7 orang dimana 4 orang disabilitas dan 3 lainnya non disabilitas atau relawan yang bergabung membantu kegiatan di kelompok termasuk membuat Mitwol.

“Produk kami dijual di Puspas Keuskupan Agung Ende dan beberapa tempat lainnya termasuk di Yayasan Tananua Flores di Ende.Saat ini kami masih berusaha mengurus izin dari BPOM serta label halal agar bisa dipasarkan secara luas,” ungkapnya.

Nimus menyesalkan tahun 2019 lalu kelompoknya sudah diusulkan mendapatkan bantuan modal usaha dari dana desa sebesar Rp12 juta namun tidak disetujui BPMD Ende sehingga usulan ditolak.

Usulan itu kata dia akhirnya diganti dengan pelatihan padahal dana tersebut sangat dibutuhkan kelompoknya untuk membeli peralatan dan perlengkapan untuk mengolah produknya agar produksi bisa meningkat.

“Saya pun pasrah saja dan tidak memaksa. Orang yang baru bentuk kelompok saja mendapatkan bantuan dana sementara kelompok kami yang sudah berjalan dan menghasilkan produk malah tidak diberikan bantuan dana,” sesalnya.

Nimus berucap, anggota kelompoknya kecewa tidak mendapatkan bantuan tersebut namun dirinya menguatkan mereka dengan mengatakan kejadian tersebut merupakan tantangan bagi kelompoknya untuk maju.

Ia katakan kelompoknya masih membutuhkan bantuan dana untuk membeli alat pres botol, tambahan modal usaha serta memerlukan pendampingan pemerintah untuk urus berbagai izin.

“Saya akui kelompok kami masih banyak membutuhkan bantuan dana untuk mengembangkan usaha kami. Kami berharap ada pihak yang mengulurkan tangan membantu kami,” harapnya.

Staf Yayasan Tananua Flores, Pius I. Jodho menyebutkan pihaknya tahun 2001 melakukan pendampingan terhadap masyarakat di Desa Niowula yang saat itu sedang mengalami sengketa tanah dengan Taman Nasional Kelimutu.

Lihat juga...