Dampak Pandemi Covid-19, Penjual Bunga di Sikka “Tumbuh Subur”
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE — Dampak pandemi Covid-19 membuat penjual bunga di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menjamur, bahkan penjual komoditi perkebunan dari beberapa kecamatan pun bekerja sambilan menjual bunga.

“Dampak pandemi Covid-19 membuat orang memiliki banyak waktu di rumah sehingga banyak yang memilih bercocok tanam termasuk menanam bunga,” kata John Oriwis salah seorang penjual bunga saat ditemui di Kelurahan Wairotang, Selasa (21/9/2021).
John menyebutkan, tumbuh suburnya penjual bunga membuat para penjual bunga yang sejak lama bergelut dengan bisnis ini pun kian tergerus pendapatannya di masa pandemi Covid-19.
Dia mengakui sebelum pandemi Covid-19 dirinya hanya menjual bunga di areal pertokoan dan tempat keramaian setiap hari Sabtu dan Minggu atau hari libur dan meraup penghasilan lumayan.
“Satu hari saja saya bisa memperoleh pemasukan hingga Rp1 juta sampai Rp1,5 juta dari menjual bunga. Tapi sejak pandemi, terutama di tahun 2021, pendapatan kita menurun hingga setengahnya,” ucapnya.
Salah satu kepala bagian di Dinas Komunikasi dan Informatikan Kabupaten Sikka ini yang juga menjual bunga di saat senggang menyebutkan, saat pandemi pendapatan berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp750 ribu sehari.
Ia mengaku tidak menjual bunga setiap hari dengan menggunakan mobil pick up di areal pasar atau tempat keramaian, karena masih sibuk dengan pekerjaannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).