Meski tak Lagi Tren, Batu Akik Tetap Diburu

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – Bagi penggemarnya, batu akik tidak hanya sekadar batu hias, namun juga ada keterikatan batin. Maka tidak mengherankan, jika mereka rela berburu batu hingga ke berbagai wilayah. Di lain sisi, serat dan motif pada batu akik juga menjadi salah satu cara untuk menentukan harga hingga keasliannya.

“Meski sekarang ini, demam batu akik sudah tidak setinggi lima tahun lalu, namun bukan berarti sudah tidak ada peminatnya. Mereka tetap setia mencari dan membeli,” papar Franky, penjual batu akik di sentra batu akik, pasar Dargo Semarang, Sabtu (12/9/2020).

Menurutnya, karena sudah hobi, para penggemar batu akik, terkadang juga memiliki keterikatan tersendiri.

Franky menunjukkan batu akik bermotif kulit ular, saat ditemui di sentra batu akik, pasar Dargo Semarang, Sabtu (12/9/2020). –Foto: Arixc Ardana

“Ada yang bilang, batu akik itu punya jodoh masing-masing. Jadi, sering ada pembeli yang datang, lihat koleksi, lalu bilang kalau batu ini punya beragam motif. Ada yang bilang mirip orang duduk, macan, atau apalah, padahal kita yang jual bilang tidak lihat motif apa pun,” paparnya.

Terlepas dari kepercayaan masing-masing, motif dan serat, menjadi salah satu cara untuk menguji keaslian batu akik. Apalagi, saat ini masih banyak ditemukan batu akik palsu yang beredar di masyarakat, sehingga dibutuhkan kejelian dalam membeli batu akik.

“Batu akik paslu masih ada di masyarakat. Batu imitasi, kalau dilihat sepintas mirip asli, namun sebenarnya palsu. Biasanya ini buatan pabrik, karena proses pembuatannya perlu pembakaran bersuhu tinggi,” jelasnya.

Lihat juga...