Menolak Tuduhan Radikalis dan Fundamentalis Bagi Umat Beragama
OLEH: HASANUDDIN
Fanatisme dan ghuluw ini dalam pentas sejarah banyak ditunggangi oleh kepentingan politik, dan inilah yang banyak merusak. Karena menimbulkan sikap paranoia dalam masyarakat.
Sebab itu kepada para pemeluk agama agar bersikap proporsional saja terhadap tokoh-tokoh tertentu dalam beragama. Tentu tidak satu pun dari tokoh agama itu yang boleh dihina, sebagaimana kita juga tidak mau dihina. Namun jika sekiranya ada yang kebetulan lupa, keseleo lidah, lantas tokoh panutan Anda disebut secara tidak terhormat, sikapilah dengan adab yang baik.
Bagaimana dengan perilaku kriminal? Seperti kegiatan meneror, mengebom dan seterusnya? Itu tidak ada hubungannya dengan ajaran agama. Itu murni kriminal dan siapa pun pelakunya bersorban, berjenggot, tidak bersorban, tidak berjenggot, pakai celana cingkrang atau kaos oblong tidak penting, tangkap semua dan hukum sesuai hukum yang berlaku secara adil.
Terakhir, sebab itu gunakan istilah-istilah itu secara tepat, benar, dan proporsional. Jangan salah gunakan istilah. Dan kepada para pejabat publik, update-lah pengetahuan supaya tidak nampak seperti orang bodoh. ***
Hasanuuddin, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) 2003-2005