Harga Sawit Terus Anjlok, Petani di Lamsel Beralih Tanam Pisang

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Harga komoditas kelapa sawit yang cenderung anjlok pada setiap musim panen di Lampung Selatan, membuat sejumlah petani beralih ke tanaman lain.

Tukimin, petani di Desa-Kecamatan Penengahan, mengaku merombak tanaman kelapa sawit miliknya secara bertahap. Sejak setahun lalu, lahan telah dipangkas imbas produksi dan harga yang terus anjlok.

Tukimin menyebut, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit mencapai Rp1.500 per kilogram. Namun harga terus anjlok hingga Rp1.000 per kilogram. Memiliki 500 tanaman kelapa sawit, ia melakukan pemangkasan tanaman setengahnya. Lahan selanjutnya digunakan untuk penanaman pohon pisang dan jagung setelah pembersihan lahan.

Pilihan menanam pisang dan jagung, dilakukan karena lebih cepat panen. Berbeda dengan kelapa sawit yang butuh waktu minimal tiga tahun untuk berbuah, pisang dan jagung lebih singkat. Berbagai varietas pisang, sebut Tukimin, bisa dipanen setelah satu tahun, selanjutnya bisa dipanen setiap dua pekan. Tanaman jagung bisa dipanen setelah empat bulan.

Tukimin (kanan), menimbang berbagai jenis pisang memilih memanfaatkan kebun untuk budi daya pisang, setelah merombak tanaman kelapa sawit di Desa Penengahan, Kecamatan Penengahan, Lamsel, Kamis (24/9/2020). -Foto: Henk Widi

“Semula investasi tanaman kelapa sawit cukup menggiurkan, namun setelah lebih dari belasan tahun petani beralih ke komoditas tanaman yang lebih cepat panen ,mudah proses perawatan,” terang Tukimin, Kamis (24/9/2020).

Meski masih menyisakan 250 tanaman kelapa sawit, ia mengaku akan bertahap memusnahkan tanaman tersebut. Pemusnahan batang kelapa sawit, menurutnya butuh proses lama. Tahap pertama, ia melakukan pemangkasan pelepah, selanjutnya melakukan penebangan batang. Penggunaan zat kimia yang dimasukkan pada batang mempercepat pembusukan.

Lihat juga...