Empat Desa di Banyumas Mulai Kesulitan Air Bersih
Editor: Makmun Hidayat
PURWOKERTO — Memasuki musim kemarau, empat desa di Kabupaten Banyumas mulai mengalami krisis air bersih. Dari empat desa tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas baru melakukan droping air untuk satu desa, sementara dua desa lainnya masih dilakukan asesment untuk menyediakan tempat penampungan air bersih.
Empat desa yang kesulitan air bersih yaitu Desa Kaliputih Kecamatan Purwojati, Desa Banjarparakan Kecamatan Rawalo, Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen dan Desa Kedungpring Kecamatan Kemranjen.
“Kita baru memenuhi permintaan droping air bersih di Desa Kedungpring, Kecamatan Kemranjen, sudah dua kali desa tersebut kita droping air bersih. Sedangkan untuk tiga desa lainnya, masih kita asesment dan sosialiasasikan supaya membuat tempat penampungan iar bersih, sehingga lebih maksimal untuk menampung air yang kita kirim,” kata Kepala BPBD Banyumas, Titik Puji Astuti, Selasa (2/9/2020).

Lebih lanjut Titik menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pemetaan untuk wilayah yang rawan kekeringan. Dan ada 91 desa serta kelurahan yang tersebar pada 21 kecamatan yang termasuk kategori rawan kekeringan.
Untuk tahun ini, BPBD Banyumas mendapatkan alokasi anggaran Rp 100 juta untuk kegiatan droping air bersih selama musim kemarau. Dari nilai anggaran tersebut, diprediksi cukup untuk melakukan droping air sebanyak 900 tangki.
Sementara itu, menghadapi musim kemarau tahun ini Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyumas juga mengoperasionalkan satu tangki air bersih. Ketua PMI Kabupaten Banyumas, Dibyo Yuwono mengatakan, pegadaan truk tangki air bersih tersebut berasal dari bulan dana PMI Tahun 2019 yang dikoordinir oleh Kapolresta Banyumas. Truk berkapasitas 5000 liter tersebut sebagai sarana distribusi air bersih dari PMI untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih di musim kemarau.