Cita Rasa Kopi Sumsel Berkualitas, Namun Belum Mendunia
PALEMBANG – Pakar cita rasa kopi, menyebut kopi dari perkebunan di Sumatra Selatan harus mendunia dengan identitas lokal sendiri agar lebih dikenal negara-negara lain, karena cita rasa yang berkualitas.
Ketua Specialty Cofffee Association Of Indonesia (SCAI), Syafrudin, mengatakan Sumsel sebagai penghasil kopi paling besar di Indonesia kurang dikenal dari sisi identitas, karena pengelolaan yang belum optimal.
“Para stakeholders perkopian di Sumsel perlu duduk bersama untuk mengurai semua permasalahan, sayang sekali kalau kualitas yang sudah baik tidak optimal, hanya karena ketidakkompakan antara yang di hulu dan hilir,” ujar Syafrudin, saat fun cupping dan diskusi kopi di Guns Cafe Palembang, Sabtu (12/9/2020).
Pada fun cupping tersebut, Syafrudin yang telah menguji rasa kopi di 37 negara, mencicipi 13 merk kopi lokal dari Sumsel, seperti arabika semendo, arabika pagaralam, benawa, kopi lanang, jarai, rimba candi, dan robusta semendo.
Dari sisi rasa, kata dia, arabika sumsel memiliki tingkat keasaman medium to high, terdapat jejak rasa asam jawa dan teh hijau serta rasanya bertahan lama di lidah (long end), menandakan kopi itu diproses secara baik menurut standar arabika universal.
Bahkan, ia menyebut kualitas rasa kopi rimba candi dari perkebunan Dempo Tengah Kota Pagaralam itu setara dengan kopi Toraja dengan skor 84.
Sedangkan untuk kopi robusta, Sumsel sudah terkenal menghasilkan kadar body kopi yang stabil serta sebagai fine robusta juga memiliki cita rasa berbeda, seperti robusta Semendo yang diproses dari biji merah (wine) memiliki cita rasa anggur, bery dan squash.
“Dari 13 kopi yang saya cicip, 12 kopi pantas mendapat cupping skor menurut kaidah universal, luar biasa,” kata Syafruddin, yang juga pelaku ekspor kopi ke berbagai negara.