Budidaya Kerang Hijau di Lamsel Topang Perekonomian Keluarga
Editor: Makmun Hidayat

Penjualan skala besar sebut Aminah rata-rata dihargai Rp5.000 per kilogram. Kerang kerap dijual dalam kondisi masih memiliki cangkang. Sebab cangkang tersebut akan tetap dalam kondisi segar dibandingkan dijual saat sudah dikupas. Rantai distribusi kerang hijau yang lancar menjadikan komoditas kerang hijau jadi tumpuan bagi warga pesisir.
“Kaum laki-laki memiliki tugas membudidayakan dan memanen, sementara wanita mencari konsumen dan menjualnya,” bebernya.
Nursanti, wanita yang berprofesi sama sebagai pedagang kerang hijau menyebut usaha tersebut cukup praktis. Sebab selama masa pandemi Covid-19 lebih banyak konsumen yang datang langsung ke pantai untuk membeli kerang. Tanpa harus menjual keliling ia bisa mendapat hasil ratusan ribu dari kerang hijau.
“Suami membudidayakan kerang secara bertahap sehingga bisa setiap hari panen setelah usia enam bulan,” cetusnya.
Satu periode masa budidaya menurut Nursanti bisa diperoleh hasil lebih dari belasan ton. Budidaya dengan tonggak kayu, bambu, tali dan ban bekas menurutnya dilakukan oleh kaum laki-laki. Saat panen raya proses pemanenan akan dilakukan dalam jumlah banyak selanjutnya direbus. Usai perebusan kerang hijau akan dicungkil untuk dijual kupasan dengan harga Rp25.000 per kilogram.
Solihin, pembudidaya kerang hijau menyebut hasil laut budidaya lebih menguntungkan. Sebab dengan modal kayu, bambu dan ban bekas ia bisa menghasilkan panen kerang hijau yang melimpah. Pertonggak dengan dua buah ban bekas bisa menghasilkan rata rata 10 kilogram kerang hijau. Proses budidaya bertahap dilakukan olehnya agar panen bisa dilakukan berkelanjutan.