Semanggi dan Enceng Gondok Bermanfaat untuk Fitoremediasi Polutan

Editor: Makmun Hidayat

“Teknik bioremediasi terbukti sangat efektif, dan murah dari sisi ekonomi untuk membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi oleh senyawa-senyawa kimia toksik atau beracun,” tandasnya.

Mikroorganisme yang digunakan dalam teknik bioremediasi tersebut, diantaranya khamir, alga, jamur dan bakteri yang berfungsi sebagai agen bioremediator.

“Selain mikroorganisme, jenis tanaman tertentu dapat digunakan sebagai teknik bioremediasi yang disebut dengan fitoremediasi,” jelas Endah.

Dijelaskan, fitoremediasi juga menjadi upaya pembersihan polutan menggunakan tumbuhan, umumnya dengan menggunakan tumbuhan hiperakumulator. Nantinya, jika ada polutan, tumbuhan tersebut akan menyerap, mendegradasi, mentransformas dan mengimobilisasi bahan pencemar logam berat atau polutan.

“Dari hasil penelitian yang saya lakukan bersama dua peneliti lainnya, yakni Rohmawati dan Maria Ulfah, karakteristik tumbuhan hiperakumulator tersebut, tahan terhadap unsur logam dalam konsentrasi tinggi pada jaringan akar dan tajuk, memiliki laju penyerapan unsur dari tanah yang tinggi , serta mempunyai kemampuan men-translokasi atau pertukaran gen antara dua kromosom, serta kemampuan mengakumulasi unsur logam dari akar ke tajuk dengan cepat,” tandasnya.

Salah satu agen biologi, yang memiliki potensi sebagai fitoremediator yakni tumbuhan air.  “Logam berat yang mampu diserap oleh tumbuhan air, antara lain Pb (timbal), Cd (cadmium), Cr (Kromium), Hg (Merkuri), dan Zn (seng), sedangkan zat organik yang mampu diakumulasi adalah protein, karbohidat, lipid, dan lain-lain,” tambah peneliti lainnya, Maria Ulfa.

Dipaparkan, semua spesies tanaman air dapat melakukan penyerapan logam berat dan zat organik melalui akar yang dapat digunakan sebagai indikator pencemaran pada perairan.

Lihat juga...