Menyusui, Bukan Sekadar Memberi Asupan Bayi
Editor: Makmun Hidayat
“Saat proses menyusui tidak dilakukan maka akan ada yang hilang, yaitu bagaimana ASI bisa membantu untuk meningkatkan kualitas hidup dalam menciptakan manusia berkualitas, berintegritas, beradab dan madani, yang akhirnya menciptakan suatu bangsa yang hebat,” kata Euis dalam kesempatan yang sama.
Ia menyatakan bahwa dalam perkembangan pembangunan integritas, diawali dengan kelekatan yang aman (secure attachment) agar mampu mengembangkan kepribadian positif.
“Dan hal ini hanya bisa didapatkan dari kegiatan menyusui dimana kulit bayi yang menempel ke kulit ibunya dan menciptakan bonding secure attachment, yang menjadikan anak mampu melihat dunia ini sebagai tempat yang indah dan akan tumbuh menjadi anak yang bahagia dan merasa dihargai,” urainya.
Jika tidak melewati proses menyusui ini, lanjutnya, maka perkembangan pribadi anak tidak optimal dan tidak bisa menciptakan anak-anak yang tidak merasa secure. Akibatnya, pembangunan kualitas bangsa tidak tercapai.
Euis menyebutkan masalah terbesar yang harus dihadapi saat ini adalah tidak terjadinya proses menyusui akibat kondisi keluarga rentan baik secara ekonomi, secara sosial dan secara psikologis.
“Secara ekonomi, di mana penghasilan keluarga akan berkurang saat ibu harus secara utuh melakukan kegiatan ASI eksklusif selama enam bulan, karena mampu mengancam penghasilan keluarga,” ujarnya.
Atau secara ekonomi tidak ada masalah tapi tidak terdukung secara sosial dan psikologi karena tidak adanya dukungan dari ayah atau keluarga atau lingkungannya untuk dapat melakukan kegiatan menyusui secara benar.
“Intinya, bagaimana menguatkan struktur keluarga dengan komitmen pembagian peran dan fungsi tugas setelah memutuskan untuk memiliki anak. Sehingga mereka mampu memutuskan yang terbaik dalam hal menyusui ini dan yang pada akhirnya untuk menciptakan generasi unggul,” pungkasnya.