Masa Pandemi Harga Jual Ikan Demersal di Flotim, Rendah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LARANTUKA – Pandemi Corona membuat harga jual ikan hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih belum stabil, namun harganya juga mulai mengalami peningkatan.
Meski demikian, permintaan pasar pun belum normal sehingga ikan hasil tangkapan belum banyak yang terserap pasar sehingga terpaksa dijual dengan harga yang murah.
“Banyak ikan demersal dan ikan karang yang biasa masyarakat sebut ikan dasar, karena berada di dasar laut yang kami tangkap. Namun belum semuanya terserap pasar,” kata Yamin Lewar, seorang nelayan di Desa Pamakayo, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin (10/8/2020).

Yamin mengatakan, ikan hasil tangkapannya dengan memasang Bubu (bahasa Larantuka Belutu) hanya dijual kepada masyarakat di Pulau Solor dengan harga yang relatif murah.
Ada juga sebagian kata dia, dibawa ke Kota Larantuka karena dipesan masyarakat setelah dipromosikan lewat media sosial. Namun jumlahnya pun masih terbatas untuk konsumsi pribadi saja.
“Harga jualnya tergantung besar kecilnya ikan serta jenisnya. Mulai dari Rp5 ribu hingga Rp50 ribu per ekornya dan yang paling mahal ikan kerapu. Biasanya kita menjual ke restoran dan hotel namun permintaan belum ada,” ungkapnya.
Yamin akui perairan di utara Pulau Solor banyak terdapat ikan demersal dan ikan karang termasuk kerapu dengan kualitas bagus karena berada di selat Leotobi yang berarus kencang.