Malam Suro Dipastikan Tugu Soeharto Ramai Peziarah
Editor: Koko Triarko
“Masyarakat yang percaya pada aliran kejawen Pak Soeharto, ikut melanjutkan tradisi berendam atau kungkum di area tersebut, hingga sekarang. Ini juga menjadi bagian dari tapak tilas perjuangan beliau,” paparnya.

Sementara terkait proses pembangunan monumen Tugu Soeharto, dipaparkan mulai sekitar 1970-an. Setelah dibangun, banyak masyarakat yang melakukan ritual berendam atau mandi di sungai tersebut, saat malam 1 Suro.
Hal senada juga disampaikan Ketua RW I Kalipancur, Suharno. Menurutnya, jelang malam 1 Suro banyak warga tidak hanya dari Semarang, namun juga luar daerah, yang berdatangan untuk melakukan ritual kungkum di lokasi tersebut.
“Ini sudah menjadi tradisi tahunan, termasuk pada tahun ini, meski masih dalam pandemi Covid-19, namun saya yakin pasti ada yang melakukan ritual kungkum,” terangnya.
Jika berkaca pada malam 1 Suro tahun lalu, jumlah peserta topo kungkum bisa mencapai puluhan orang. “Kita persilakan bagi masyarakat yang akan melalukan ritual, namun di tengah pandemi ini, saya berharap tetap menerapkan protokol kesehatan. Kalau bisa jangan bergerombol, ada jaga jarak dan pakai masker,” paparnya.
Di satu sisi, tingginya minat warga untuk melakukan ritual kungkum di sekitar lokasi Tugu Soeharto, diharapkan juga mampu menjadi destinasi wisata budaya atau tradisi.
“Harapannya ini kalau bisa kita kemas dengan lebih baik, tentu bisa menjadi daya tarik yang unik dan menarik, sebab tidak semua daerah memilikinya,” pungkas Suharno.