Cuaca Buruk Produksi Rumput Laut di Parigi Moutong, Terganggu
PARIGI – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatakan produksi rumput laut milik petani di kabupaten itu terganggu akibat dampak cuaca buruk yang melanda beberapa bulan terakhir.
“Faktor curah hujan yang cukup tinggi menjadi salah satu faktor penghambat, sehingga produksi tidak signifikan,” ungkap Kepala Bidang Usaha Budidaya Dinas Perikanan Parigi Moutong, I Made Kornelius, di Parigi, Jumat.
Ia menjelaskan, meski cuaca buruk sempat melanda Parigi Moutong, hingga menimbulkan banjir di sejumlah wilayah kabupaten tersebut, namun kegiatan budidaya rumput laut masih tetap berjalan, meskipun produksi masih cenderung stagnan.
Dia mengaku, saat ini pelaku usaha budidaya rumput laut tidak bisa berbuat banyak akibat dampak yang ditimbulkan fenomena alam, salah satu jenis biota laut yang sudah umum dikembangkan masyarakat, pembudidayaannya harus di kawasan pantai sebagai habitat.
“Oleh karena itu, saat musim penghujan disertai angin sudah tentu gelombang akan besar, ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut. Bisa saja dalam prosesnya, tanaman itu rontok ketika tersapu ombak besar terus menerus,” ujar Made.
Dikemukakannya, saat ini pelaku usaha perikanan di bidang rumput laut masih cenderung memakai pola bentangan tali yang berfungsi sebagai tambatan utama tanaman tersebut.
Guna mencari solusi agar perkembangan rumput laut semakin baik, saat ini Dinas Kelautan Dan Perikanan Sulteng sedang mengembangkan benih rumput laut menggunakan teknologi kultur jaringan yang dinilai mampu meningkatkan produksi panen dan kualitasnya.
“Jika pengembangan ini berhasil, maka metode kultur jaringan bisa saja diterapkan ke daerah-daerah yang potensial,” kata Made menambahkan.