Satgas Unmul-IDI Berhasil Membuat Jamu Penguat Imunitas
Pasokan bahan baku jamu adalah buah dari kerja sama berbagai pihak. Mulai dari Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (PKTL KLHK), United Nations Development Programme (UNDP), hingga tiga pemprov di Kalimantan yaitu Kalbar, Kalteng, Kaltim. Ada pula empat pemkab yaitu Ketapang, Sintang, Kotawaringin Barat, dan Kutai Timur.
Kerja sama tersebut terwujud dalam proyek Penguatan Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Hutan di Kalimantan (KalFor). KalFor bertujuan mendukung program pemerintah mempertahankan hutan yang tersisa di luar kawasan hutan atau di areal pemanfaatan lain (APL). Sementara di ketiga desa, KalFor dibantu pula Kawal Borneo Community Foundation (KBCF), organisasi nirlaba yang mendampingi masyarakat di sekitar hutan Kalimantan.
Fasilitator KBCF, Hendra menguraikan bahwa tanaman yang memiliki khasiat di tiga desa ini telah diidentifikasi. Ada empat jenis yang dapat dikembangkan yakni daun kelor, jahe lokal, meniran, dan kunyit.
Daun kelor banyak ditemukan di sekitar hutan, demikian halnya meniran yang tumbuh liar. Sementara untuk jahe lokal dan kunyit, perlu upaya budi daya oleh masyarakat.
Bahan-bahan jamu tersebut sebenarnya sudah dimanfaatkan masyarakat selama ini. Namun demikian, masih dalam tahap rumahan, bukan untuk massal.
Ketika kabar mengenai jamu penguat imunitas merebak, ketiga desa merespons dengan sangat baik, malahan ada desa yang ingin memproduksi jamu dan sudah menyiapkan demplot.
“Kami berharap, produksi jamu ini memberi dampak ekonomi kepada masyarakat desa,” kata Hendra.
Kepala Desa Batu Lepoq, Jumaah, membenar hal tersebut. Warga selama ini enggan menanam jahe dan kunyit karena tidak tahu akan dijual ke mana.