Riset Bawah Air Membuka Pemahaman Sejarah Maritim Indonesia
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Sebagai negara kepulauan terbesar dan memiliki lokasi strategis, Indonesia memiliki sejarah yang luar biasa terkait pelayaran. Dan, pada saat terjadi gangguan pada perjalanan pelayaran ini, maka yang tertinggal saat ini adalah peninggalan yang bersejarah berupa kapal karam dan BMKT, yang bisa dikembangkan menjadi objek penelitian maupun objek wisata.
Kini, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat bisa menjaga, memanfaatkan dan mengembangkannya menjadi suatu kebermanfaatan yang berkelanjutan.
Plt. Kepala Pusat Riset Kelautan (Pusriskel), Dr. Rudi Alek Wahyudin, S.Si, M.Si., menyatakan penelitian dan riset terkait sumber daya bawah air, yang dalam hal ini berkaitan dengan riset arkeologi maritim, akan membuka pemahaman tentang sejarah maritim Indonesia yang panjang, sekaligus dalam membentuk identitas budaya bangsa.
“Laut menyimpan berbagai potensi, termasuk apa yang ada di bawah air yang harus dilindungi dan dikelola, supaya bermanfaat secara berkesinambungan bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang,” kata Rudi, saat seminar online LRSDKP, Rabu (29/7/2020).

Kegiatan penelitian dan riset, lanjutnya, sudah dilakukan sejak 2006 dan masih terus dilakukan.
“Riset arkeologi maritim ini, ditujukan untuk memperkuat kebijakan terkait kawasan konservasi maritim dan rencana zonasi, wisata bahari berkelanjutan, pengelolaan BMKT serta penguatan sejarah dan budaya maritim,” urainya.