NTA Beri Pelatihan Penenun Tradisional di Sikka

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu (25/7/2020), lembaga Nusa Tenggara Association (NTA) memberikan pelatihan kepada tiga kelompok tenun pewarna alam di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pelatihan yang diberikan merupakan sebuah bentuk pemberdayaan kepada para perempuan penenun, agar bisa menghasilkan produk turunan berupa suvenir dan aksesori, guna meningkatkan pendapatan.

“Kain tenun pewarna alam memang sulit sekali pemasarannya, karena harga jualnya yang jauh lebih mahal dibandingkan kain tenun pewarna kimia,” kata Wenefrida Efodia Susilowati,” pegiat lingkungan di Kabupaten Sikka, Sabtu (25/7/2020).

Peserta pelatihan membuat aneka suvenir dan aksesori berbahan kain tenun, Lutgardis Bunga Eldis, saat ditemui di lokasi pelatihan, Sabtu (25/7/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Kain tenun pewarna alam, sebut Susi, sapaannya, pemasarannya lebih sulit karena pangsa pasarnya terbatas untuk kalangan manengah ke atas dan para pecinta tenun ikat. Sedangkan kain tenun pewarna kimia banyak yang membeli, karena dikenakan orang dalam setiap acara adat.

Untuk sementara, pihaknya hanya memberikan pelatihan kepada 3 kelompok tenun dari 3 desa, yakni Takaplager, Munerana dan Watublapi dengan masing-masing kelompok mengutus dua peserta.

“Para peserta dilatih membuat aneka dompet, tas, tempat tisu dan lainnya. Bahannya kami gunakan kain tenun bekas yang tidak terpakai, serta kardus bekas yang selama ini tidak terpakai dan dibuang,” terangnya.

Sulitnya pemasaran produk ,tutur Susi, membuat pihaknya berdiskusi bersama kelompok agar ke depan harus membangun pemasaran bersama, bukan lagi secara perorangan.

Lihat juga...