Covid-19 Realitas Sosial yang Pengaruhi Tatanan Baru
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu mengungkapkan, pandemi Covid-19 merupakan salah satu fakta sosial yang tidak dapat dihindari. Pasalnya, permasalahan pandemi ini menampilkan realitas sosial yang di dalamnya mempengaruhi proses tatanan baru atau new normal.
Aspek realitas sosial itu menurutnya, dapat dilihat dari tiga sudut pandang. Pertama makro yang mencakup lingkungan masyarakat termasuk di dalamnya komunitas, keluarga dan individu.
Sedangkan untuk mezonya dapat ukur dari implementasi kebijakan penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah.
“Dari sudut pandang makro, ini dianggap sebagai fenomena sosial yang melibatkan kebijakan dunia,” ujar Dwia pada peluncuran buku ‘Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional’ yang digelar INDEF secara virtual, Senin (13/7/2020).
Kedua dari perspektif sosiologis, yakni jelas dia, penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan dunia secara global.
Langkah ini dapat dilakukan salah satunya dengan kolaborasi internasional guna menghasilkan satu program mitigasi pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
“Juga dibutuhkan antisipasi agen global yang mampu menjadi free rider dan menggerakkan terjadinya proses kapital sosial antara seluruh komponen masyarakat,” tukasnya.
Tentu jelas dia lagi, langkah awal yang harus dilakukan yakni dengan menyamakan persepsi diantara unsur pemerintah dan masyarakat.
“Jangan sampai terjadi perbedaan cara pandang yang akan berdampak pada kebijakan,” tukasnya.
Menurutnya, hal itu menjadikan program yang tujuannya untuk membantu masyarakat di tengah krisis pandemi tidak dirasakan secara menyeluruh oleh masyarakat.