Usaha Penjualan Terpal Sistem Yarnen Dukung Sektor Pertanian
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sebelumnya saat musim panen kakao ia mempergunakan terpal untuk pengeringan. Namun saat musim panen padi kakao sementara dikeringkan memakai tampah dari bambu.
“Menjemur padi dengan terpal lebih praktis karena saat tiba-tiba turun hujan bisa dilipat, diberi tutup lembaran plastik dan bisa diangkat ke gudang,” terang Yatemi.
Sistem yarnen dalam pembelian terpal cukup membantu. Sebab usai panen ia menyebut belum pasti memegang uang. Gabah kering panen (GKP) yang tidak dijual akan disimpan menjadi gabah kering giling (GKG).
Setelah menjemur dalam bentuk beras ia bisa memiliki uang. Saat panen berikutnya ia telah menyediakan uang untuk membayar terpal seharga Rp275.000 per lembar.
Rustanto, petani lain di Desa Berundung, Kecamatan Ketapang mengaku terpal sangat diperlukan. Terlebih saat musim panen bersamaan dengan padi roboh ia harus melakukan sistem panen ngasak. Padi yang terendam air harus dipanen dengan pemotongan malai padi dan diletakkan pada terpal. Terpal bisa diseret ke tepi jalan untuk dijemur.

Setelah proses pengeringan terpal bisa dipergunakan untuk memisahkan bulir padi. Imbas roboh ia harus menginjak atau mengiles padi di dalam terpal agar padi rontok.
Padi yang sudah rontok dan terpisah dari merang selanjutnya akan dijemur oleh sang istri bernama Astuti. Penggunaan terpal akan mempercepat pengeringan gabah yang sebagian rusak akibat terendam air.